Bumi Belajar Makan (3): Yang Jijik Sama Bubur

20141206(3)_1

Setelah berhasil dengan biskuit, kami mencoba makanan padat lainnya. Banyak saran dan masukan yang kami dapat. Setiap bertanya dengan orang yang berbeda, maka akan mendapat masukan yang baru dan berbeda pula.

Setelah menimbang berbagai saran dan masukan itu, kami mencoba dengan bubur susu. Kakak sepupuku bilang, bubur susu diberikan sekali sehari selama seminggu pertama belajar makan. Supaya lambungnya dikasih waktu untuk beradaptasi. Pilih bubur beras merah, karena lebih sedikit kadar gulanya. Bayi yang memulai makan belum boleh makan makanan dengan penyedap rasa, garam dan gula.

Bubur dalam porsi mini itu ditambahkan dua sendok susu bubuk (aku nggak punya asi. Iya, kenapa?! Masalah?!). Disaring tiga kali biar haluuuus banget.

Dannn jreng jrengg…. Begitu suapan pertama masuk ke mulut Bumi, ekspresinya kaget. Sepertinya dia merasa jijik ada sesuatu yang padat di lidahnya. Sambil mewek lidahnya dijulurkan. Mulutnya tidak mau mengatup sebelum si bubur pergi dari lidahnya. Lalu dia menangis ketakutan. Ya ampun.. Ibu gagal 😦

Gagal dengan si bubur beras merah, lalu Ibu mencoba ubi kuning dan kentang. Masih belum berhasil juga….

Ibu belajar lagi. Membaca beberapa buku dan artikel di internet. Meminta masukan dan saran dari beberapa teman.

Masukan dari Ibunya Akhtar yang rasa-rasanya paling pas untuk dicoba. Katanya, “Mulai dengan buah-buahan dan sayuran dulu. Jangan langsung dikasih karbohidrat yang berat-berat. Kan namanya juga masih belajar. Makanannya juga jangan yang teksturnya terlalu padat dulu..” Begitu katanya.

Lalu Ibunya Akhtar yang baik hati itu, menghadiahkan kita sebuah buku pengantar makanan bayi yang lengkapp dan bagus. Yeay! Terima kasihhh… :*

Baiklah.. Mari kita coba pisang. Pisang ambon yang manis itu dikerok pakai sendok dan langsung disuapkan. Ow.. Ow.. Ow… Bumi masih menolak, masih trauma dengan buburnya. Akhirnya aku coba kasih pisang yang masih utuh. Membiarkan Bumi memegang, membaui dan mencicipi seperti saat dia makan biskuit. Responnya positif, alhamdulillaaah…

Berhasil dengan pisang, kemudian mencoba apel. Si apel merah  dikukus dulu sebentar lalu diblender sampai halus. Kemudian disaring dua kali. Dan… Bumi ternyata lumayan suka. Apelnya memang manisss..

Aku pun jadi semangat mencoba menu lainnya. Berturut-turut,  labu siam, pepaya, wortel, jagung, buah naga. Pernah labu dicampur wortel, tapi Bumi tidak suka. Tapi kalau dikasih satu macam saja, wortel saja dan labu saja, Bumi mau. Mungkin kalau dicampur jadi bingung ya, Nak. Rasa dan aromanya jadi membaur.

Yang Bumi paling suka adalah bubur pepaya. Begitu sendok mendekat di mulutnya, Bumi langsung buka mulut dan hap! Memakan pepaya dengan lahap. Dikulum-kulum manis lalu ditelan. Sebentar saja langsung ludes.

Saat wortel, hampir-hampir gagal lagi. Mungkin karena tekstur wortel yang lebih padat. Akhirnya semangkuk bubur wortel tadi dicampur air lagi hingga teksturnya lebih cair. Walaupun tidak selahap makan pepaya, pelan-pelan sambil main dan ngobrol makannya habis juga :’).

Ada juga yang dikasih pakai botol susu. Sari kacang hijau dan air jeruk pontianak. Bumi lumayan suka sari kacang hijau yang dicampur susu. Tapi kalau air jeruk, dua kali ngasih, dua kali gagal. Bumi tidak suka. Bahkan jadi tidak mau minum apa pun di botol susu bekas air jeruk itu. Mungkin dia masih tercium aroma jeruknya. Heuheu…

Kita belajar buah / sayur tunggal dulu ya, Nak. Sampai Bumi terbiasa makan. Nanti kita coba menu kombinasi. Besok Ayah mulai cuti, kita ajak Ayah ke kios buah, beli alpukat dan mangga harum manis.

Makan yang banyak dan sehat-sehat selalu ya Bumi.. Kesayangan Ayah Ibu.. *peluk erat*

NB:

Waktu di imunisasi hari Minggu kemarin, tinggi Bumi sudah 74cm. Beratnya 9,3kg. Kelebihan berat badan 1,3kg kata dokter Titi. Dokter Titi menyarankan agar Bumi tidak makan karbo yang berat-berat dulu, tapi lebih banyak buah dan sayuran.

Bumi Belajar Makan (2): Persiapan Makan Bubu Chan

20141203(3)

Naaah… Tiba harinya Bumi mulai belajar makan. Hari itu sepekan sebelum umur Bumi 6 bulan. Seorang kakak sepupu malah mulai memberi anaknya makan umur 5,5 bulan, atas saran dokter tentunya. Berdasarkan pengalamannya (dan karena sudah tak sabar), maka kami mulai memberi makan Bumi sepekan lebih awal.

Hari Minggu di pertengahan Oktober, saat Àyah Ibu sedang libur, Bumi memulai makannya. Aku menyiapkan bouncher dialasi bedong supaya nggak lengket kena bekas makanan. Lalu menyiapkan mainan-mainan kesukaan Bumi, supaya dia anteng. Karena Bumi cepat merasa bosan kalau menganggur saat duduk di bouncher.

Kalau Ayah, sudah siap dengan hapenya. Siap memutar lagu anak-anak untuk menggembirakan hati Bumi, juga merekam dan memotret moment pertama bagi kami bertiga.

Lalu selain menyiapkan makanannya, siapkan juga air minum. Air bening saja supaya nggak enek. Kalau aku menyiapkan air minum di gelas dan di botol susunya. Air di gelas untuk diambil sesendok-sesendok membantu Bumi menelan makanannya. Kalau yang di botol, siap-siap aja kalau-kalau Bumi haus dan ingin minum yang banyak.

Nah.. Setelah semuanya itu… Bumi duduk anteng di bouncher, dipakaikan celemek dari Wa Umi. Celemeknya sudah nggak bisa dikancing di leher, sudah nggak muat karena Buminya bongsor. Haha…

Kami memulai dengan biskuit bayi. Bumi menatap antusias biskuit yang disodorkan Ibunya. Pelan-pelan tangannya menggapai dan menangkap biskuit itu. Dimasukkan ke mulutnya seperti kalau ia sedang main ‘kunyahan’. Dikecap-kecap penasaran.

Wah… Ternyata enyaak! Sebentar kemudian Bumi pun lahap, bersemangat memasukkan biskuit ke mulutnya. Biskuit yang lumer belepotan di hidung, pipi, jari-jari dan dadanya. Pegangannya yang belum mantap bikin biskuit sesekali terlepas. Kalau sudah begitu Bumi langsung mewek, kakinya menendang-nendang marah. Mungkin dikiranya biskuitnya diambil. Setelah biskuit dikembalikan ke tangannya, Hap! Bumi langsung anteng. Matanya fokus pada biskuit dan mulai berusaha makan lagi.

Wa Umi sudah bilang, saat memulai makan dia pasti akan cemong-cemong belepotan makanan. Biarin aja.. Namanya juga belajar makan. Kita juga seneng ngeliatnya mulai makan. 🙂

Bumi Belajar Makan (1): Mariii Belanja Peralatan Makan

20141204(2)

Rasa antusias dan tak sabar meledak-ledak menunggu Bumi masuk usia 6 bulan. Saat itu, Bumi akan mulai belajar makan.

Sebulan sebelum waktunya, kami mulai belanja peralatan makan bayi untuk Bumi. Selain karena tak sabar, belanja dilakukan jauh hari juga untuk pertimbangan pengelolaan keuangan. Kalau semua kebutuhan dibeli sekaligus, bisa jebol keuangan…

Di satu hari libur, pergilah kami ke toko perlengkapan bayi di jalan Surya Kencana, Bogor. Ada satu toko yang menjadi tempat belanja keperluan Bumi dari sebelum dia lahir. Barang dagangan di toko itu lumayan lengkap dan harga-harganya lebih murah daripada belanja di mall atau toko online.

“Perlengkapan dan peralatan bayi yang mulai makan apa aja ya, Mbak?” tanyaku pada salah seorang pegawai toko.

Lalu si Mbak menunjukkan deretan kotak-kotak berisi peralatan makan bayi. Aku menunjuk satu set yang paling lengkap isinya. Merk yang sudah terjamin keamanan dan mutunya untuk dipakai bayi. Akhirnya itulah yang kami beli. Isinya ada piring besar, piring kecil, mangkuk, sendok panjang, sendok pendek dan gelas untuk belajar minum.

Lalu kutanya lagi, apa saja yang dibutuhkan bayi yang mulai belajar makan? Si Mbak kemudian menawarkan celemek bayi. Ah, sudah punya kalau itu. Bumi punya satu celemek cokelat muda hadiah dari Wa Umi. Kurang-kurangnya, bisa pakai popok kain yang dulu dia pakai waktu baru lahir. Sayang masih pada bagus. Bersih koook kan sudah dicuci :D.

Dasar orang tua baru.. Belum banyak pengetahuan dan pengalaman.. Merasanya satu set peralatan makan yang dibeli itu sudah cukup menjadi bekal Bumi untuk belajar makannya. Tapi ternyata setelah ngobrol dengan beberapa orang tua muda dan membaca buku, masih banyaaak hal yang harus disiapkan. Peralatan makan tadi hanya segelintir saja.

Dulu kami adalah generasi bubur instant. Memulai makan dengan bubur bubuk yang tinggal dicampur air panas sebelum disajikan. Tinggal pilih rasanya saja, mana yang disuka. Ada rasa beras merah, kacang hijau, tim ati ayam, humm.. Apa lagi ya.. Ingatnya itu saja.

Sekarang bubur instant sudah nggak musim lagi. Anak-anak jaman sekarang makan makanan yang lebih sehat. Bubur dan sari buah (pure) buatan rumahan. Disiapkan sendiri. Karena itu, peralatan yang dibutuhkan lebih banyak. Mulai dari panci, kukusan, blender dan lain-lain. Karena semua harus steril, jadi tidak boleh dicampur dengan peralatan untuk masak sehari-hari. Jadi masih banyak hal yang harus dibeli.

Kurang lebih, ini peralatan yang dibutuhkan untuk bayi yang memulai makan. Mari dicekidot yooo…

1. Kukusan / dandang

Ini dipakai buat mengukus sayuran, ikan dan daging.

2. Blender / food processor

Pakai blender bisa mempermudah dan mempercepat proses penghalusan tekstur makanan. Beberapa jenus makanan bayi yang sudah dihaluskan menggunakan blender, mungkin perlu disaring dan ditambahkan air matang sebelum diberikan pada bayi.

3. Panci kecil

Panci dipakai buat masak buburnya dong.

4. Saringan

Untuk bayi yang baruuu banget belajar makan. Semua makanannya harus disaring sampai benar-benar halus. Karena mereka selama ini terbiasa dengan susu yang lebih cair. Biar nggak kaget peralihan ke makanan padat, makanan yang halus selain mudah dicerna akan membuat bayi lebih cepat beradaptasi.

5. Tadah makan / celemek

Supaya makannya nggak belepotan di baju. Sayang bajunya, karena beberapa bekas makanan seperti buah-buahan agak susah dibersihkan. Perlu usaha ekstra keras membersihkan tuntas bekas makanan pakai deterjen khusus bayi.

6. Kursi makan

Kalau Bumi sih cukup di bounchernya ajah sudah nyaman. Bisa sambil main dan ngobrol sama Ibu. Atau kalau lagi pengen makan di kebun, Bumi duduk di keretanya. Pokoknya usahakan jangan makan sambil digendong. Kita sendiri yang repot nanti kalau dia ketagihan minta gendong tiap makan.

7. Sendok makan khusus bayi

8. Mangkuk kecil, piring khusus untuk bayi

9. Cangkir bermoncong / bercorong yang ada pegangannya. Untuk belajar minum

Okee mari kita belanja Bumi \o/